“ANUGERAH TERINDAHKU…MY LITTLE KITING"
Anakku masih
tidur di kamar dan aku sendiri sedang asyik menyimak berita di TV ketika
suamiku pulang. Tangannya membawa kantong plastik berisi buku. Sambil tersenyum
diberikannya buku itu ke arahku.
“
Buku apa ini Yah?”
“Dibaca
aja…Bunda mesti suka. Tadi Ayah juga udah baca di Kantor.”
“Hm…ok
lah. Mau Bunda buatkan minum dulu? Dan…makasih lho bukunya…”
“Bunda
tau aja kalau Ayah haus hhe. Teh manis aja ya Bund…”
“
Iya..tunggu bentar ya Ayah”
Suamiku
memang sering membawa artikel ataupun buku ketika pulang kerja karena dia tau kalau
istrinya hobi membaca.Banyak buku bacaan di rumah, namun hanya itu itu
saja,koleksinya. Itu pun buku yang kami beli jauh sebelum kami menikah dulu.
Maklum,hidup kami ketika itu masih pas pasan. Gaji suamiku sebagai buruh hanya cukup utk memenuhi kebutuhan sehari hari. Jangankan beli buku,terkadang jika menginginkan sesuatu kami harus bersabar dalam waktu yang lama untuk bisa mendapatkannya. Tapi itu bukanlah penghalang untuk kami tetap mengoleksi beberapa buku yang kini tersusun rapi di rak buku pojok Ruang tamu. Dan berbicara masalah rumah, untuk aku yang terbiasa hidup sederhana ini sudah sangat bersyukur karena suamiku sudah mempersiapkan rumah sederhana sebelum kami menikah,jadi kami tidak perlu bayar kontrakan tiap bulan.
Maklum,hidup kami ketika itu masih pas pasan. Gaji suamiku sebagai buruh hanya cukup utk memenuhi kebutuhan sehari hari. Jangankan beli buku,terkadang jika menginginkan sesuatu kami harus bersabar dalam waktu yang lama untuk bisa mendapatkannya. Tapi itu bukanlah penghalang untuk kami tetap mengoleksi beberapa buku yang kini tersusun rapi di rak buku pojok Ruang tamu. Dan berbicara masalah rumah, untuk aku yang terbiasa hidup sederhana ini sudah sangat bersyukur karena suamiku sudah mempersiapkan rumah sederhana sebelum kami menikah,jadi kami tidak perlu bayar kontrakan tiap bulan.
Sambil
menyelonjorkan kaki yang pegal setelah seharian berkutat dengan pekerjaan rumah
tangga, kubuka buku yang tadi dibawa oleh suamiku. Buku inspiratif, jika
dilihat dari sampulnya. Dan aku pun khusuk membacanya. Aku tidak tahu kenapa
suamiku membawakanku buku seperti ini, tapi aku pun menikmati membaca hingga….
----------------------------------------------------------------------
Air mataku
terus mengalir tanpa mampu ku bendung lagi, ada perasaan aneh yang sulit untuk
kupahami saat membaca buku yang dibawakan suamiku. Disatu sisi aku takut
menghadapi kemungkinan yang bisa saja terjadi pada anakku, namun disisi lain
aku merasa sangat bersalah karena terlalu memaksakan kemampuan anakku. Bahkan
saat ini aku meragukan kekhawatiranku selama ini, akankah semua ini tentang
putriku atau tentang diriku sendiri.
Mungkinkah selama
ini aku terlalu sibuk membandingkan kekurangan anakku dengan anak-anak lain
seusianya, atau barangkali aku terlalu berlebihan menerima komentar dari
orang-orang disekitarku. Entahlah……aku sendiri tak bisa memahami keadaan ini,
yang jelas saat ini aku hanya ingin terus menangis tuk menumpahkan semua yang
membebani hati dan pikiranku selama ini.
Kini usianya
hampir menginjak 3tahun, tapi kemampuanya masih seperti anak usia dibawah 1 tahun.
Ingin sekali mendengar dari mulut manyunnya ucapan ”Aaaa..yahhhh…Bunnnnn…da….”
atau langkah kaki mungilnya yg pertama meski gemetaran tapi tak perlu dipegang
lagi. Kami tak akan berhenti setiap hari berdo’a, ikhtiar, berharap dan tak
takut ‘tuk yakin' bahwa Little kiting kami adalah anugerah terbaik dari yang
terbaik pemberian-Nya yg kami miliki. Bukankah tiap hamba mendapat cobaan
sesuai kadarnya seperti yg tertulis di firman-Nya?? bukankah kita wajib
bersyukur tanpa syarat atas rezeki dari-Nya?? lantas nikmat apa lagi yg kita
dustakan??
Duh Gusti….
kami terlalu terlena dengan 1 cobaan-Mu sehingga lupa akan 1.000.000 nikmat
dari-Mu. Hanya Tawakal & sabar selalu kami semai di akar2 hati kami agar
tidak layu dimakan api prasangka buruk pada-Mu. Penuhilah Hati & pikiran
kami dengan telaga kautsar-Mu ya Rabb agar selalu menjadi manusia bersyukur
karena kami sesungguhnya mahluk lemah tak tahu berterima kasih kepada
penciptanya. Terangilah hati kami dengan lentera ikhlas…….seharusnya kami ikut
merasakan nelangsanya istri2 yg menangis dalam sepi ditengah malam merindukan
“momongan” yg bertahun2 belum hadir jua, atau pasangan yg bingung memikirkan
susu anaknya yg sudah lama habis, atau ibu yg memeluk gundukan tanah masih
basah berisi buah hatinya gara2 tidak mampu membeli obat, atau tatapan nanar
orang tua melihat anaknya tergolek tak berdaya di kasur. Kami mengerti ”Little
kiting” adalah titipan dari-Mu yg harus kami jaga & rawat. kami yakin tidak
semua orang mendapat amanah dari-Mu seperti yg kami alami, tentu….karena kami
adalah orang yg special.
Senyum
bibirnya, tawanya otomatis memamerkan giginya yg besar 2 pcs, rengek manjanya
ketika sakit, ekspresi ketika “berantem” dengan kerupuk, pipinya celemotan es
krim, ocehannya tanpa makna, marahnya yg lucu, wajah polosnya ketika lelap
lebih dari cukup nikmat yang Engkau berikan kepada kami ya ALLAH. ingin kami
maki diri sendiri ketika kami memikirkan kekurangannya karena sesungguhnya kami
takut atas murka-Mu.
Jadikanlah
setiap kesabaran kami untuk “Little kiting” bernilai ibadah & butiran debu2
yg menempel di wajah kami sewaktu ikhtiar untuknya diganti dengan embun
surga-Mu kelak. kami tidak ingin disanjung manusia karena memiliki anak yg
“Ter…” juga dunia & isinya… kami hanya ingin agar amanah-Mu yg dititipkan
tidak kami sia-siakan, menjadi hamba yg menyayangi ALLAH & Rasul Muhammad,
empati terhadap orang yg susah serta merawat Kami tanpa syarat seperti kami
merawat dia semenjak lahir hingga kami menghadap-Mu. Barangkali dengan seperti
ini Engkau akan naikkan derajat kami…semoga.
Ya ALLAH…..
dengan penuh ampunan & bersimpuh segenap jiwa raga bersama butiran air mata
penuh harap kabulkanlah do’a tulus kami untuk Little kiting. Jumlah asa, do’a
& ikhtiar kami sebanyak butiran gerimis yg turun dari langit di malam ini.
Semangat berjuang & optimis kami sebesar gunung yg menancap di bumi-Mu
karena sekali lagi kami yakin bahwa kami adalah orang2 pilihan. Selagi sang
surya masih menampakkan sinarnya esok selagi itu pula kami tidak akan berhenti
berusaha & berdo’a.
Berilah kami
kekuatan, kesempatan & kesabaran untuk mewujudkan mimpi mimpi kami terhadap
anak semata wayang kesayangan kami, Little kiting, hingga ajal menjemput kami.
Jangan hukum kami karena termasuk golongan hamba yang kufur nikmat.....jangan ya ALLAH.
Ajarilah kami cara bersyukur kepada-Mu…… wahai Dzat Yang Maha Pengasih & Maha Penyayang.
Berilah kami kebaikan di dunia & di akhirat.AMIN!!!.
Jangan hukum kami karena termasuk golongan hamba yang kufur nikmat.....jangan ya ALLAH.
Ajarilah kami cara bersyukur kepada-Mu…… wahai Dzat Yang Maha Pengasih & Maha Penyayang.
Berilah kami kebaikan di dunia & di akhirat.AMIN!!!.
-------------------------------------------------------------------
Alhamdulillah
sekarang sudah akhir 2016, dan little kiting kami sudah mengalami banyak sekali
kemajuan. Terima kasihku untuk suami tercinta yang selalu siaga, sabar, &
bertanggung jawab.Terima kasihku untuk orang tua, saudara, serta sahabat yang
selalu support, sungguh semua itu teramat berarti.
Semoga bisa memotivasi ayah
& bunda yg mengalami pengalaman serupa diluar sana.Aminn.....
sejatinya TIADA DOA & USAHA YG SIA-SIA.
sejatinya TIADA DOA & USAHA YG SIA-SIA.
"THE END"
Subhanallah ....... terima kasih Bunda SulistyaNingsih
atas motiovasi dan cerita yang Kau berikan pada Kami…Semoga menjadikan kami
orang yang selalu bersyukur dan merasa kaya Hati…
Nb : Naskah diterima tanggal 05
Desember 2016. Hanya sedikit melengkapi dan men-Share milik njnengan Bu
Sulistyaningsih..Terimakasih buat kesempatan yang njnengan berikan pada saya…
Thanks bu....sudah sudi merapihkan tulisanq yg msh belepot & byk kekurangan.
BalasHapusSemoga bermanfaat bagi pembaca.amin